Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Melihat Nasi Kotak, Eksosistem, dan Keyakinan

ad+1

Semua pasti pernah merasakan yang namanya Nasi Kotak, dimana kebanyakan isi didalamnya itu biasanya terdiri dari nasi yang berbentuk mangkuk terbalik atau bentuk kotak, lauk pauk (ayam,rendang,ikan,telor dll), sayuran, sambal, air mineral, kerupuk, sendok plastik plus tisunya dan buah jeruk seperti gambar berikut.


Itulah Nasi Kotak, sangat menggoda perut sepertinya, apalagi jam makan siang gini. Nyam nyam nyam.....

Nasi Kotak itu biasanya ada kalau lagi ada acara macam-macam bentuknya, dari acara di tempat kerja sampai acara selametan di rumah. Biasanya pesan di sebuah rumah makan tertentu atau ditempat langganan catering.

Kebanyaan orang melihat isi Nasi Kotak itu, pikiran langsung melihat hanya sebatas isi yang ada didalam kotaknya saja, jarang terbesit melihat secara luas. Yang ada yang penting saat perut keroncongan langsung santap saja bila mendapat Nasi Kotak.

Padahal dari Nasi Kotak kita bisa melihat secara luas atau menyeluruh tentang isi didalamnya dan bisa diperbandingkan dengan kehidupan yang di alami.

Saat mendapatkan Nasi Kotak adalah melihat sebuah tempat berbentuk kotak yang terbuat dari kertas karton atau yang lebih praktis lagi itu terbuat dari styrofoam. Kertas karton dan styrofoam itu tentunya ada tempat usaha atau pabrik yang membuatnya, dimana pasti secara otomatis ada rijeki yang tersalurkan untuk para karyawan dan tempat usaha/pabrik itu.

Sekarang isi dalam Kotak Nasi itu ada nasi, lauk pauk, sayuran, sambal, air mineral, buah-buahan, kerupuk, sendok plastik dan tisu. Itu semua saling terkait secara mata rantai apabila dijabarkan secara luas. Ada petani dengan padinya yang jadi beras terus jadi nasi, ada tumbuhan yang jadi sayuran, yang jadi buah-buahan, Ada peternak dan nelayan dengan Ayam dan ikannya yang jadi lauk pauk. Ada pembuat tisu, pembuat sendok plastik, yang semuanya saling terkait secara kehidupan. Termasuk ada pengusaha restoran atau catering dengan karyawannya yang bisa pesan Nasi Kotak itu, dan kita yang memakan Nasi Kotak itu.

Secara luas atau menyeluruh semua saling terkait, semua terangkum dalam ekosistem kehidupan, dimana suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara mahhluk hidup dengan lingkungannya. Atau bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Dimana akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. 

Apalagi kalau dikaitan dengan keyakinan beragama yang di anut, Khususnya Agama Islam. 

Islam merupakan agama yang Rahmatan lil 'alamin (Rahmat Bagi Seluruh Alam). Yang ibarat nasi kotak tadi, tidak bisa dipandang hanya isi dalam kotaknya saja, tapi dipandang secara luas atau menyeluruh, secara Alam semesta raya ciptaan Rabbi Maha Kuasa, Maha Besar, dan Maha Segalanya.

Makanya tidak begitu heran kalau ada yang memandang secara sempit dari isi yang ada dikotaknya saja, yang ada didalam kepalanya saja, yang ada dalam nafsunya saja, tanpa melihat secara luas, secara menyeluruh se isi alam raya semesta ini. Sehingga banyak kesalah pahaman, salah pengertian, dan salah memaknai. Salah satu contohnya adalah saling mencela, saling menyesatkan, dan lain sebagainya hanya karena perbedaan mazhab. 

Padahal mengutip perkataan Imam Al Gazali : 

Dalam Ahli Sunnah wal Jama'ah ada golongan di bidang ilmu syari'ah. Ada Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hanbali. Mereka tidak saling mencela antara satu dan lainnya. Sebab diinsyafi bahwa soal ijtihad dasarnya adalah dugaan yang kuat. Dan kalau sudah dibuka pintu ijtihad oleh Allah swt atas lisan Nabi Muhammad saw, maka tidak bisa dielakkan lagi sewaktu-waktu tentu akan ada perbedaan pendapat antar para Mujtahidin. Dan perbedaan-perbedaan tersebut tidak akan membahayakan agama kita. Dalam hal ini unutk menghilangkan kekhawatiran, Rosulullah telah menjelaskan, bahwa siapa saja yang ijtihadnya salah, akan diganjar satu. Apalagi yang tepat, maka ia akan diberi dua ganjaran. 

Mungkin kalau mau lebih jelas dan mendalam silahkan tanya ke yang lebih paham seperti Kiai-kiai, Alim Ulama, para Guru, dan Ustad-ustad yang bijaksana dan dewasa/mendalam pemahamannya. Karena penulis bukanlah kesemua itu.

Semoga bermanfaat khususnya untuk diri sendiri, mohon maaf segala kesalahan datangnya dari diri yang lemah dan bodoh ini, segala kebenaran datangnya dari Allah swt.

firman Allah Ta’ala: yang artinya “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia”(QS. Al Anbiya: 107)

























0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com