Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Kata Imam Ghazali Ada 6 Pesanan dan 7 macam jalan kecohan, tipuan dan .....

ad+1


Suatu hari Imam al-Ghazali, berkumpul bersama murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan untuk dijawab oleh murid-muridnya tersebut.
Pertanyaan pertama, “Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia ini?“
Lalu para murid menjawab, “Orang tua, guru, teman, dan kerabatnya.”
Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar namun yang paling DEKAT dengan kita ternyata adalah “KEMATIAN”. Sebab itu sudah menjadi ketetapan Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pastilah akan mati. Sedangkan segala sesuatu yang sudah pasti akan terjadi pada diri kita, pada hakikatnya sesuatu itu berada dekat sekali dengan diri kita.
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran 185)
Pertanyaan kedua, “Apa yang paling JAUH dari diri kita di dunia ini?”
Lalu para murid menjawab, “Negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang.”
Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar namun yang lebih tepat, ujarnya, yang paling JAUH dari diri kita adalah “MASA LALU.” Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, dengan teknologi tercanggih yang ada di zaman sekarang pun, kita tetap tidak bisa kembali menuju ke masa lalu.
Pertanyaan ketiga, “Apa yang paling BESAR di dunia ini?”
Lalu para murid menjawab, “Gunung, bumi, dan matahari.”
Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar namun yang paling BESAR dari yang ada di dunia ini adalah “NAFSU”. Karena kadang kita tidak bisa mengendalikan NAFSU yang besar tersebut, hingga banyak orang yang terjerumus dalam dosa. Dan setiap dosa yang belum ditaubati bisa membawa kita ke neraka.
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj.”[1] (QS. Al- a’araf: 179).
Pertanyaan keempat, “Apa yang paling BERAT di dunia ini?”
Lalu para murid menjawab, “Baja, besi, dan gajah.”
Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar namun yang paling BERAT di dunia ini adalah “MEMEGANG AMANAH”. Allah SWT pernah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung untuk mengelola bumi dan seisinya, namun semuanya enggan karena khawatir akan berkhianat. Namun kini manusia malah berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin yang bisa menguasai hajat hidup banyak manusa.
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat [2] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al Ahzab 72).
Pertanyaan kelima, “Apa yang paling RINGAN di dunia?”
Lalu para murid menjawab, “Kapas, angin, debu dan dedaunan.”
Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar namun yang paling RINGAN di dunia ini adalah “MENINGGALKAN SHALAT”. Terkadang gara-gara cinta kepada lawan jenis, cinta kepada dunia (kekayaan), urusan keluarga, urusan pekerjaan dan sebab lainnya dengan ringan dan mudahnya kita meninggalkan sholat.
Pertanyaan keenam, “Apakah yang paling TAJAM di dunia?””
Lalu para murid menjawab serentak, “Pedang”
Imam al-Ghazali lalu menjelaskan bahwa jawaban itu benar namun yang lebih TAJAM lagi adalah “LIDAH MANUSIA”. Karena melalui lidahnya, manusia bisa melukai dan menyakiti hati saudara dan tetangganya sendiri. Luka akibat pedang masih bisa kita obati, tapi luka kerena lidah manusia kemana obat akan dicari.
.

Dan menurut Imam Al-Gazali ada 7 macam jalan kecohan, tipuan, serta ajakan syetan terhadap manusia agar meninggalkan ibadah kepada Allah swt, yaitu :

1. Setan melarang manusia agar jangan ta'at kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata : "Aku sangat butuh sekali kepada pahala dari Allah, karena itu aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi ".

2. Setan mengajak manusia untuk menunda ta'at. Nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolaknya dengan mengatakan : "Ajalku bukan pada tanganku. Jika aku mengundur amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok kapan aku kerjakan ? Padahal tiap-tiap hari mempunyai amal tersendiri ".

3. Sewaktu-waktu setan mendorong manusia supaya buru-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera seraya berkata : "Ayo cepat-cepat beramal, supaya engkau dapat memburu amal lainnya". Orang-orang selamat tentu menolak dan berkata : "Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik dari pada amal banyak tapi tidak sempurna".

4. Syetan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna, sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata : "Untuk saya, cukup dinilai oleh Allah saja dan tidak ada faedahnya beramal karena manusia".

5. Setelah itu setan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan : "Betapa tingginya derajatmu dapat beramal soleh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu". Orang-orang yang baik akan menjawab : "Semua keagungan dan kesempurnaan itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaanku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk dapat mengerjakan amal yang Ia ridhoi dan memberikan ganjaran yang besar dengan karuniaNya. Jika sekiranya tanpa karunia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku. Di samping dosaku yang banyak pula".

6. Setelah jalan kelima gagal, maka setan mengajukan jalan keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang telah disebut tadi, dan tidak akan bisa awas terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup pikirannya. Setan itu berkata mendesuskan di hati manusia : "Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan sirr, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan mendzohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahwa engkau hamba Allah yang iklhlas". Setan mencampur baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang halus sekali. Dengan ucapannya itu setan bermaksud untuk memasukkan sebagian dari penyakit riya (ingin dipuji). 

Orang-orang yang terpelihara oleh Allah menolak ajakan setan itu dengan mengatakan : "hai Mal'un (yang dilaknat) tiada henti-hentinya engkau menggodaku untuk merusak amalku dengan rupa-rupa jalan. Dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merusaknya. Aku ini hamba Allah, dan Allah swt yang telah menjadikan aku. Kalau Allah swt berkehendak mendzohirkan amalku atau menyembunyikannya, kemudian aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak, karena itu bukan urusan manusia".

7. Setelah setan gagal menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengakatakan : "Hai manusia tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, karena engkau jika telah ditetapkan oleh Allah pada zaman azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak akan menjadikan madharat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal. Engkau akan tetap menjadi orang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dn tetaplah celaka".

Orang-orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak godaan ini dengan mengatakan: "Aku ini seorang hamba dan berkewajiban menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui. Menetapkan sekehendakNya. Dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang berbahagia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala. Dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu. 

Jika sekiranya aku dimasukkan ke neraka padahal aku ta'at, maka aku lebih senang dari pada jika aku dimasukkan neraka karena aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya karena janji Allah pasti terjadi dan firmanNya pasti benar. Allah telah mejanjikan kepada siapa yang beramal ta'at kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan ta'at kepada Allah tidak akan dimasukkan ke neraka dan pasti akan dimasukan ke Surga. Jadi masuknya seseorang ke Surga bukanlah karena kekuatan amalnya, tetapi karena janji Allah semata yang pasti dan suci ". 

seperti yang telah difirmankan oleh Allah. "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kenyataan janjiNya dengan Surga". (Q.S. az-Zumar :74)."

Oleh karena itu sadarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberimu rahmat, sesungguhnya urusan ta'at kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar, banyak sekali godaan dan tipuan setan untuk menggagalkannya. Qiyaskanlah (analogikan) segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut. Dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan setan. Karena segala sesuatu itu berada di bawah kekuasaan Allah. Kepada Allah kita mohon taufiq untuk mendapat keridhoanNya.

Tidak ada daya untuk meninggalkan maksiat dan tidak ada kekuatan untuk mengerjakan ta'at, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung ".






0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com