Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Bag. 2 : Kisah Salah Satu Anak Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang Mengenal Tauhid

ad+1



Berikut Kultwit dari akun twitter (at)Siliwangi1234

1.Seperti diketahui, Pajajaran merupakan kerajaan hindu terbesar di Jawa Barat. Tidak begitu jelas siapa pendiri dan kapan berdirinya.

2.Namun lokasinya diketahui di Bogor sekarang. Raja-raja yang pernah berkuasa diantaranya,

3.adalah: Prabu Lingga Raja Kencana, Prabu Wastu Kencana, dan Prabu Siliwangi.

4.Di antara raja-raja tersebut yang paling termashyur adalah Prabu Siliwangi.

5.Raja yang terkenal amat bijaksana ini beristrikan putri bernama Dewi Kumalawangi.

6.Dari rahim istrinya ini lahirlah tiga orang putra, yaitu: Raden Walangsungsang, Dewi Rarasantang dan Raden Kiansantang.

7.Raden Kiansantang lahir di Pajajaran tahun 1315. Dia adalah seorang pemuda yang sangat cakap.

8.Tidaklah heran jika pada usianya yang masih muda Kiansantang diangkat menjadi Dalem Bogor kedua.

9.Konon, raden Kiansantang juga sakti mandraguna. Tubuhnya kebal, tak bisa dilukai senjata jenis apapun.

10.Auranya memancarkan wibawa seorang ksatria, dan sorot matanya menggetarkan hati lawan.

11.Diriwayatkan, prabu Kiansantang telah menjelajahi seluruh tanah Pasundan.

12.Tapi, seumur hidupnya dia belum pernah bertemu dengan orang yang mampu melukai tubuhnya. Padahal ia ingin sekali melihat darahnya sendiri

13.Maka pada suatu hari, dia memohon kepada ayahnya agar dicarikan lawan yang hebat.

14.Untuk memenuhi permintaan putranya, Prabu Siliwangi mengumpulkan para ahli nujum.

15.Dia meminta bantuan pada mereka untuk menunjukkan siapa dan dimana orang sakti yang mampu mengalahkan putranya.

16.Kemudian datang seorang kakek yang bisa menunjukkan orang yang selama ini dicari.

17.Menurut kakek tersebut, orang gagah yang bisa mengalahkan Raden Kiansantang ada di tanah suci Mekkah, namanya Sayidina Ali.

18.Singkat cerita berangkatlah Raden Kiansantang ke tanah suci untuk menemui yang namanya Sayidina Ali

19.Demi untuk bertemu dengan Ali, Kiansantang menurut untuk mengambil tongkat ya tertancap di pasir. Oleh seseorang yg sebenarnya dialah Ali

20.Tapi alangkah terkejutnya ia ketika mencoba mencabut tongkat itu ia tak berhasil, bahkan meski ia mengerahkan segala kesaktiannya

21.Begitu mengetahui Kiansantang tak mampu mencabut tongkatnya, maka pria itu pun menghampiri tongkatnya sambil membaca Bismillah

22.tongkat itu dengan mudah bisa dicabut.Kiansantang keheranan melihat orang itu dengan mudahnya mencabut tongkat tersebut

23.“Mantra apa yang kau baca tadi hingga kau begitu mudah mencabut tongkat itu? Bisakah kau mengajarkan mantra itu kepadaku?”

24.“Tidak Bisa, karena kau bukan orang islam.”

25.Kiansantang terbengong ditambah ada yg lewat mengucapkan salam ke org ini "Assalamu’alaikum Sayidina Ali.”

26. Sadar didepannya adalah org yg dicari, Kiansantang ingin mengadu kesaktian musnah seketika. dan akhirnya Masuklah dia Agama Islam

27.Dan setelah be2rapa bulan belajar agama islam ia berniat u kembali ke Pajajaran guna membujuk ayahnya untuk juga ikut memeluk agama islam

28.Singkat cerita , bersyiar lah kian santang dengan agama barunya ditanah Pajajaran

0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com