Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Betapa cintanya penghormatan Sahabat Abu Bakar r.a. kepada Nabi s.a.w. saat digua Tsaur

ad+1


"Innallaha wa malaikatahu yusholluna 'alan nabi. Ya ayyuhalladziina amanu shollu 'alaihi wa salamu taslima" [Al-Ahzab: 56].


Saat itu hasil rapat kepala-kepala dan ketua-ketua kaum Musrikin Quraisy telah menyetujui dengan suara bulat untuk membunuh Nabi s.a.w dibawah pimpinan rapat saat itu yaitu Abu Jahal.

Pada hari adanya rapat dan keputusan tersebut itu ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi s.a.w yang bunyinya :

"Dan ketika orang-orang yang tidak percaya sama berdaya-upaya atas engkau (Muhammad), karena mereka hendak melukai engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau, dan mereka sungguh berdaya-upaya; adapun ALLAH itu sebaik-baik yang berdaya-upaya."
(AL-Quran surat Al Anfal ayat 30).

Sesudah Jibril menyampaikan wahyu tersebut berkata kepada Nabi s.a.w. :
'Allah menyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Madinah" "Hai Rasulullah! Janganlah engkau tidur malam ini diatas tempat tidur engkau yang engkau telah biasa tidur diatasnya; dan sesungguhnya ALLAH mneyuruh engkau supaya berangkat hijrah ke Madinah.'

Dinyatakan pula oleh malaikat Jibril bahwa untuk kawan perjalanan hijrah beliau tersebut ialah sahabat Abu Bakar ash-Shidiq r.a.

Lalu sahabat Abu Bakar r.a.menangis, dari sebab sukacitanya; sebab memang telah berbulan-bulan ia selalu mengharap-harap supaya lekas di izinkan oleh ALLAH untuk berhijrah dari Makkah. Kemudian dia berkata : "Ya Rasulullah! Ambilah salah satu dari kedua ekor unta saya guna kendaraan tuan."

Nabi memeilih unta yang terbaik kepunyaan Abu Bakar, yang baru dibelinya, dan unta itu disebut dengan nama "AL-Qushwa."

Singkat cerita Nabi s.a.w. berangkat duluan dengan pertolongan ALLAH selamat dari rencana pembunuhan itu, disusul sahabat Abu Bakar, bertemulah mereka ditengah jalan, mereka lalu berjalan bersama-sama menuju gunung Tsaur untuk bersembunyi sementara sebelum ke Madinah.

Sementara ditempat tidur Nabi s.a.w. sudah digantikan oleh Sahabat Ali r.a.yang berakhir dengan kegagalan membunuh Nabi s.a.w. Meski sahabat Ali r.a. sempat dianiaya oleh mereka (serombongan pemuda-pemuda Quraisy yang telah dipilih untuk membunuh Nabi), tapi tidak memberi tahu keberadaan Nabi s.a.w.

Kembali ke perjalanan Nabi s.a.w. dengan sahabat Abu Bakar menuju gunung Tsaur.


Di dalam perjalanan itu sahabat Abu Bakar sebentar berjalan di muka Nabi, sebentar dibelakang beliau, sebentar lagi di kanan, dan sebentar pula di kiri beliau, demikianlah sampai berulang-ulang. Oleh sebab itu Nabi s.a.w. bertanta kepadanya :

"Apakah ini Abu Bakar ? Aku tidak mengerti akan perbuatanmu ini!".

Sahabat Abu Bakar menjawab :
"Ya Rasulullah! Saya ingat akan pengintai, maka saya ada di muka engkau; dan saya ingat akan pencahari, maka saya ada dibelakang engkau; dan sekali saja dikanan engkau;dan sekali dikiri engkau."

Yang dilakukan Sahabat Abu Bakar ini semata-mata ingin melindungi Nabi s.a.w yang di cintainya.

Waktu itu Nabi s.a.w. berjalan kaki dengan kaki telanjang. Dan karena beliau tidak biasa berjalan dengan kaki telanjang, maka dari jauhnya perjalanan malam itu kaki beliau mendapat luka-luka.

Patut diterangkan lebih dulu bahwa gua Tsaur adalah gua yang didalamnya terdapat benyak binatang-binatang liar dan buas, dan sering kali ditempati oleh ular-ular yang berbisa. Hal ini telah umum diketahui oleh orang banyak pada masa itu,sehingga tidak seorangpun berani masuk kedalamnya. Tetapi Nabi s.a.w. beserta sahabat Abu bakar dengan hati berani serta tulus dan karena ALLAH semata-mata memasuki gua itu.

Mereka sampai di gunung Tsaur pada larut malam,di mana-mana gelap gulita dan sunyi-senyap. Lebih dahulu sahabat Abu Bakar masuk ke dalam gua itu, sedang Nabi masih tinggal di luar. Yang demikian itu disebabkan oleh cintanya sahabat Abu Bakar kepada beliau. Di dalam gua itu sababat Abu Bakar membersih-bersihkan dalam gua itu, dengan maksud kalau-kalau di dalamnya ada binatang-binatang liar atau ular-ular yang berbisa agar ia sendirilah yang terkena oleh mereka, dan jangan sampai nanti Nabi s.a.w. yang terkena. Kesemuanya itu timbul dari perasaannya yang suci, bahwa diri Nabi adalah lebih berharga daripada dirinya sendiri.

Inilah suatu contoh bagi kita bahwa diri seorang penuntun atau pemimpin itu ada lebih berharga daripada diri seorang yang dituntun dan dipimpinnya.

Diriwayatkan bahwa ketika sahabat Abu Bakar membersih-bersihkan dalam gua dengan mengambil batu-batu yang ada dalam gua itu satu persatu, maka cara beliau mengambil dan membuangi batu-batu itu adalah dengan lebih dulu mengoyak pakainnya secarik demi secarik. Karena beliau kuatir kalau-kalau yang dipegangnya akan dilemparkannya itu binatang yang berbisa.

Demikianlah sehingga seluruh pakaiannya koyak-koyak. Dan kemudian, setelah pakaiannya habis koyak-koyak sedangkan di dalam gua masih ada batu sedikit besar, maka ia melemparkan batu itu dengan kakinya, dan tiba-tiba kakinya tergigit oleh seekor ular kecil dengan kerasnya, karena ternyata dibawah batu itu ada ular tersebut.

Tetapi pada saat itu ia tetap diam. Selanjutnya setelah ia selesai membersihkan-bersihkan dalam gua itu ia keluar dan mempersilahkan diri Nabi supaya masuk ke dalamnya. Sesudah beliau masuk, disebabkan oleh capainya beliau segera tertidur di atas pangkuan sahabat Abu Bakar r.a.

Setelah beliau tertidur dengan pulasnya, sedang bekas gigitan ular makin terasa sakitnya oleh Abu Bakar, maka ia sampai mencucurkan air-matanya sehingga beberapa tetes air mata menitik ke atas muka Nabi. Dengan terkejut beliau bangun dan berkata :

"Mengapa engkau menangis, hai Abu Bakar?"
ia menjawab : "Dari gigitan ular, ya Rasulullah."
Beliau bertanya : "Oh, mengapa engkau tidak mengatakannya kepadaku ?"
Abu Bakar menjawab : "Saya takut membangunkan engkau."

Setelah terbit fajar Nabi memeriksa bengkaknya Abu Bakar lalu beliau mengusapnya dengan tangan beliau. Seketika itu juga lenyaplah bengkak itu serta sakitnya. Kemudia Nabi melihat pakaian sahabatnya dan bertanya: "Mengapa pakaianmu? " Maka sahabat Abu Bakar menceritakan hala-hal yang sebenarnya.


Mendengar cerita sahabat beliau itu lalu beliau berdo'a kepada ALLAH :

"Ya ALLAH! Jadikanlah Abu Bakar kelak di hari kiamat pada dejarat (pangkat) ku!"





"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi (Muhammad s.a.w). Wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan kepadanya"

[Al-Ahzab: 56]










0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com