Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Sebuah Kisah : Obat Itu Emang Kebanyakan Rasanya Pahit Tapi Untuk Menyembuhkan

ad+1


Begitu mendengar kabar dari sahabat kang Iwan, hati kang Iwan langsung terenyuh dan terkaget, antara ingin bersedih dan bahagia.

Terenyuh dan bersedih karena mungkin ini merupakan episode yang mau tidak mau harus kau lewati sahabat, setiap orang pasti punya cobaan dan ujian masing-masing. Terkaget dan bahagia karena ini mungkin ini episode cara Tuhan akan menaikkan derajat kamu, apabila kamu mampu melewati dengan penuh kesabaran dan keihklasan.


Baru setahun lalu kang Iwan mendengar kabar bahagia dari sahabat dekatnya, sebuah kabar dimana istrinya Alhamdulillah positif hamil. Sahabatnya kang Iwan begitu bahagianya, karena ini penantian yang ditunggu dari hasil pernikahannya.

Namun selang beberapa bulan kemudian, kang Iwan mendapat kabar duka dari sahabat dekatnya itu, yaitu istrinya mengalami keguguran. Kang Iwan hanya bisa mengingatkan sahabatnya itu agar bersabar dan ikhlas, karena segalanya milik Tuhan, dan hanya kepadaNya tempat kembali.

Memang butuh proses yang lumayan panjang untuk membangkitkan semangat sahabatnya itu, terutama untuk istrinya. Agar benar-benar mengikhlaskan sebuah penantian harapan yang selama ini ditunggu-tunggu, yaitu memiliki keturunan.

Setahun berlalu, kabar gembirapun datang kembali ke kang Iwan, dari sahabat dekatnya itu. Dimana akhirnya istrinya diberi kepercayaan lagi untuk hamil kembali. Betapa bahagianya kang Iwan mendengarnya, karena apa yang dirasakan sahabatnya yang bahagia itu dirasakan sekali olehnya. Sebagai sahabat dekat hanya bisa mendoakan semoga segala sesuatunya berjalan dengan lancar.

4 bulan telah dilewati oleh sahabatnya, tiba-tiba kang Iwan dapat sebuah pesan di hpnya, dimana sahabatnya ingin bertemu empat mata.

Sampai akhirnya pertemuan itupun dilakukan disebuah cafe kopi. Tidak begitu lama basa-basinya, sahabatnya itupun langsung masuk ke masalah yang ingin diceritakan. Dengan berlinang airmata, sahabatnya memulai dengan perkataan "kang, entah apa salah yang telah gw perbuat selama hidup ini, sampai yaa Rabb memberikan cobaan yang amat sangat berat ke gw! , ternyata setelah 4 bulan di periksa usg, anak gw disimpulkan oleh dokter tidak memiliki tempurung kepala " (berderailah airmata sahabatnya itu).

Kang Iwan sebagai sahabatnya itu, terenyuh dan kaget bukan kepalang mendengar kabar itu. Dia berusaha menenangkan sahabatnya itu sebisa mungkin. Meski kalau diposisikan terbalik, kang Iwan pun akan sama pasti merasakan betapa beratnya cobaan yang diberi yaa Rabb itu. Sebuah cobaan yang apabila tidak pake kacamata iman, pasti siapapun akan tidak kuat.

Setelah situasinya lumayan tenang, setelah sahabatnya itu meluapkan tangisan dan isi hatinya itu. Kang Iwan sebisa mungkin menyampaikan pendapatnya ke sahabat dekatnya itu.

"Bro, gw paham ini cobaan yang begitu berat banget, apalagi baru satu tahun lalu istri lu mengalami keguguran, ditambah dengan cobaan yang sekarang."

Terdiam sejenak, kang Iwan pun terlarut dengan berlinang air matanya tapi berusaha tegar, lalu melanjutkan,

"bro lu tau gak yang namanya Obat yang diberi dokter itu kebanyakan rasanya pahit bro, tapi dibalik rasa yang pahitnya itu ternyata untuk menyembuhkan dan mengurangi rasa sakit bagi yang meminumnya dengan teratur. "

"begitupun dengan kehidupan, apalagi kita sebagai muslim, dimana dunia adalah tempatnya ujian, bukan tempat untuk bersenang-senang, pasti lu tau yang namanya bersama atau dibalik kesusahan, kesulitan, dan kepahitan itu ada kemudahan, ada jalan keluar, dan ada kesembuhan".

"gw kenal lu bro, lu baik dan rajin shalat sepenglihatan gw, jadi menurut gw lu beruntung bro, karena itu berarti tanda Rabb kita sayang sama lu, ada sebuah ayat artinya :

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?" (QS Al-Ankabut:2-3). "

"Jadi lu mungkin termasuk yang beruntung jadi hamba pilihan Allah yang sudah layak diuji dengan ujian berat sekarang, yang dimana orang lain mungkin sudah tidak sanggup lagi menghadapi seperti apa yang lu alami."

"Lu jangan mengartikan menghukum diri lu apa punya kesalahan yang sangat berat, sehingga lu dapat cobaan seperti ini. Bukan itu bro, karena setiap manusia itu pasti diberi cobaan dan punya kesalahan dengan kadar masing-masing, tinggal kembalikan lagi, terutama disepertiga malam, mintalah petunjuk dan ampunanNya dan yang lebih penting lagi kalau kedua orang tua masih ada baik dari pihak istri atau suami, minta ampunlah sama mereka dan tolong doakan, bila perlu cuci kaki mereka."

"duh maaf ni bro, gw jadi ceramah gini, ustad bukan gw, so so an bicara kaya yang ngerti agama aja, padahal gw juga belum tentu kuat dibanding lu, kalau menghadapi hal yang sama."

Sahabatnya itu pun kelihatan agak sedikit tenang dan bilang. "Makasih banyak yaa kang, bisa aja si akang, iya emang sudah kewajiban kita saling mengingkatkan, Akang sudah saya anggap sodara dari dulu awal kita kenal, setidaknya sekarang saya punya satu titik cahaya harapan, dimana lagi kalau bukan cahaya Illahi, cahaya keimanan kita. Nanti saya coba sampaikan ke Istri, tentang apa yang akang sampaikan. Terutama obat itu emang kebanyakan rasanya pahit tapi untuk menyembuhkan."

Kang Iwan : "Ywdh, sekali lagi minta maaf yaa, gw malah ceramahin lu, gw sebagai sahabat dekat lu, hanya bisa mendoakan semoga lu dan istri bisa melewati tahapan ini,".

Kedua sahabat inipun berlalu pergi ketempat masing-masing dengan sebuah harapan dan saling mendoakan.


"Dan kami akan uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cubaan dan kepada Kamilah kamu akan kembali." (QS al-Anbiya:35).

"Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi itu sebagai perhiasan, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik amal perbuatannya." (QS Al-Kahfi:7-8).

"Dan antara manusia ada yang berkata: "Kami beriman kepada Allah." Tetapi apabila mendapat gangguan dan rintangan dalam melaksanakan perintah Allah, dia menganggap gangguan itu seakan-akan seksaan daripada Allah. Dan jika datang pertolongan daripada Allah, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami berserta dengan kamu (kaum mukmin)." Sesungguhnya bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada manusia? Dan sesungguhnya Allah mengetahui orang yang beriman dan benar-benar mengetahui orang yang munafik." (QS Al-Ankabut:10-11).

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukmin baik lelaki atau wanita yang mengenai diri, harta dan anak-anaknya, tetapi dia bersabar, dia akan menemui Allah dalam keadaan tidak berdosa." (HR At-Tirmidzi)















0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com