Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Sebuah Kisah : Ketika Menuju Perjalanan Tanpa Ketidaktahuan!

ad+1


Saat itu para abg disebuah kampung, terutama anak lelakinya sedang musim-musimnya camping atau naik gunung. Hal itu dikarenakan melihat kaka-kakanya yang pada hobi naik gunung, akhirnya di tiru oleh adik-adiknya.

Yaa namanya juga abg, segala sesuatu tanpa diperhitungkan secara matang, yang penting dan yang utama adalah Guuayyyaaa nomor satu, terus Eksis nomor dua. Maklumlah sedang masa-masa puber, atau lagi hot hotnya masa pencarian jati diri.

Kenapa dibilang seperti itu (Gaya & Eksis), karena orang-orang itu biasanya kalau mau naik gunung sambil camping/nginap disana, itu butuh banyak persiapan. Salah satunya apa-apa saja yang dibawa untuk keperluan digunung dan resiko-resiko apa yang kemungkinan dihadapi saat digunung nanti, tanpa mau bertanya ke senior-seniornya yang sudah berpengalaman.

Berbekal modal nekat dan percaya diri, tidak ada persiapan khusus apa-apa saja yang harus dibawa, apalagi mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi nanti.

Hari sudah ditentukan kapan berangkatnya, dan lokasi yang dituju adalah gunung walat Sukabumi. Sebanyak 12 orang abg yang gaya dan eksis siap berangkat, meski tidak ada satupun dari semua yang punya ilmu dan pengalaman camping digunung apalagi naik gunung. Yang jadi pedomannya adalah katanya dan katanya titik.

12 Orang abg itu masing-masing membawa perlengkapan apa yang harus dibawa, kebanyakan seperti mau piknik ke pantai. Engga ada yang bawa tas ransel has anak gunung yang besar, pake tas yang biasa dibawa sekolah, pakaian keren-keren, sepatu basket yang bagus, pake kacamata hitam, radio kecil, saat itu jaman walkman jadi bawa dengan kaset-kaset idola tentunya, makanan yang dibawa makanan ciki,wafer,coklat dan sejenisnya yang sobek langsung makan.

Maklum sebagian kebanyakan anak anak raden dan anak mami, alias orang-orang punya orangtuanya, bahkan ada anak kepala desa, dimana dulu kesohor banget lah.

Berangkatlah pasukan abg itu dengan menggunakan kereta menuju Sukabumi. Saat itu distasiun memang banyak yang mau camping juga ke tujuan yang sama, tapi yang mencolok perbedaannya adalah pakaiannya. Kalau para abg itu pakaian keren-keren dan tasnya tas sekolah, yang lain standar lah anak gunung, yang rada dekil selengean dengan tas yang besar-besar tentunya. Para abg itu cuek bebek lah anak-anak gunung yang lain mau nilai pakaian mereka kaya gimana.

Tak ada satupun terbesit dalam pikiran para abg itu tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seperti di palak misalnya. Mereka sangat menikmati perjalanan dikereta menuju Sukabumi itu. Padahal secara tidak langsung mereka mengundang orang untuk berbuat jahat, ditambah dengan muka-muka para abg itu yang imut-imut polos gimana gitu.

Sampailah distasiun Sukabumi, para abg itupun turun semua, lalu siap-siap menuju gunung walat, yang rencananya mau ngompreng/numpang kendaraan kolbak atau truk tadinya.

Namun belum berapa lama, ada 5 orang bertampang preman menghampiri para abg itu. Kejadian yang tidak diharapkan pun terjadi, tanpa basa basi, ke 5 preman itu pun meminta dengan paksa untuk masuk ke sebuah gang ke para abg itu dengan menodongkan senjata tajam. Walhasil habis sudah, satu persatu barang-barang yang dibawa para abg itu, di palak oleh preman-preman itu. Dari walkman, radio, kacamata, sepatu, tas, sampai uangnya diambil tak tersisa. Lalu mereka meninggalkan para abg polos itu begitu saja.

Tak ada perlawanan sama sekali dari para abg polos itu, meski jumlah mereka lebih banyak dari para preman itu. Ada beberapa yang terlihat seperti ingin menangis dengan kejadian diluar dugaan itu, namun beberapa lagi berusaha mencari pertolongan.

Sampai akhirnya ada bapak Satpam yang baik hati menyarankan untuk segera lapor ke polsek terdekat ke para abg itu. Mereka distopkan kendaraan kolbak oleh satpam tersebut untuk diantarkan ke kantor polisi yang dituju.

Sesampainya dikantor polisi itu, satu persatu memberikan keterangan barang-barang apa saja yang hilang dan memberikan ciri para preman yang memalak mereka. Selang berapa jam, polisi dengan cepat membawa para preman itu ke hadapan abg itu. Ternyata Pak Polisi sudah hapal dengan para preman itu yang biasa memalak didaerah situ. Makanya tidak begitu heran dalam waktu tidak begitu lama mereka tertangkap semua.

Namun, berhubung waktu sudah tertalu sore, para abg itu di minta oleh pak Polisi untuk membuat tenda di halaman kantor polisi yang ada disebelah kanan kantor tersebut. Karena sambil menunggu proses terhadap para preman itu, dan ada sebagian barang-barang yang diambil belum dikembalikan, termasuk uang yang diambil.

Bagi para abg itu ini pengalaman menyedihkan, pengalaman unik, dan pengalaman bernilai.

Disebut pengalaman menyedihkan karena ini pengalaman pertama mereka mau camping ke gunung tapi malah dipalak oleh preman dengan ditodong senjata tajam.

Disebut Pengalaman unik karena ini baru pertama terjadi dalam sejarah percampingan dan hidup mereka, dimana hari pertama camping dihalaman kantor polsek. Buka tenda, masak indomie, dan lainnya :).

Disebut Pengalaman bernilai karena akhirnya para abg itu bisa mengambil pelajaran yang mahal, bahwa segala sesuatu itu kalau belum ada pengalaman dan limunya untuk mau bertanya dan cari ilmunya, agar tidak susah/sesat saat diperjalanan.

Maksudnya bertanyalah ke kaka-kaka yang sudah senior dan berpengalaman yang pernah naik gunung, tentang bagaimana persiapan, apa saja yang harus dibawa, pakaian yang sesuai dan lainnya. Jadi ada ilmu yang dijadikan pegangan, supaya meminimalisir kejadian dan risiko yang diluar dugaan tersebut, setidaknya mengurangi kesusahan yang akan dilewati diperjalanan dan siap menghadapinya kalaupu resiko diluar dugaan itu terjadi.

Kembali ke cerita para abg itu. Akhirnya ke esokan harinya, setelah semua proses sudah selesai, dimana para preman itu dipenjara semua, barang yang hilang sudah kembali semua. Para abg itu pun disuruh pulang saja oleh Pak Polisi, plus dikasih uang peganti dari setiap uang yang diambil para preman itu.

Meraka para abg itupun menurut apa kata Pak Polisi untuk pulang menggunakan kereta kembali, dan memilih camping dikaki gunung salak yang masih satu kawasan dengan tempat tinggal para abg itu. Meski ketika camping itu, ada yang takut keluar saat malam padahal mau buang air kecil, ada yang tidak mau kerjasama alias egois, ada yang kedinginan terus nangis, ada yang bingung buat perapian, dan lainnya. Maklum masih newbie camping alias anak baru camping.

Mereka para abg itu, cuma semalam campingnya di kaki gunung itu, dengan segala macam masalah dan keriuhannya. Merekapun akhirnya pulang kerumah masing-masing dengan pengalaman yang baru mereka alami.

Maka dari itu, yang bisa dipetik dari cerita para abg itu adalah janganlah malu bertanya kalau tidak tahu ke yang sudah pengalaman. Carilah & bacalah referensi-referensi tentang perjalanan yang akan kita tuju, perjalanan apapun itu, karena sangat penting. Apalagi perjalanan menuju Akhirat ? .











0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com