Saat itu para abg disebuah kampung, terutama anak lelakinya
sedang musim-musimnya camping atau naik gunung. Hal itu dikarenakan melihat
kaka-kakanya yang pada hobi naik gunung, akhirnya di tiru oleh adik-adiknya.
Yaa namanya juga abg, segala sesuatu tanpa diperhitungkan
secara matang, yang penting dan yang utama adalah Guuayyyaaa nomor satu, terus
Eksis nomor dua. Maklumlah sedang masa-masa puber, atau lagi hot hotnya masa
pencarian jati diri.
Kenapa dibilang seperti itu (Gaya & Eksis), karena
orang-orang itu biasanya kalau mau naik gunung sambil camping/nginap disana,
itu butuh banyak persiapan. Salah satunya apa-apa saja yang dibawa untuk keperluan
digunung dan resiko-resiko apa yang kemungkinan dihadapi saat digunung nanti,
tanpa mau bertanya ke senior-seniornya yang sudah berpengalaman.
Berbekal modal nekat dan percaya diri, tidak ada persiapan
khusus apa-apa saja yang harus dibawa, apalagi mempersiapkan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi nanti.
Hari sudah ditentukan kapan berangkatnya, dan lokasi yang
dituju adalah gunung walat Sukabumi. Sebanyak 12 orang abg yang gaya dan eksis
siap berangkat, meski tidak ada satupun dari semua yang punya ilmu dan
pengalaman camping digunung apalagi naik gunung. Yang jadi pedomannya adalah
katanya dan katanya titik.
12 Orang abg itu masing-masing membawa perlengkapan apa yang
harus dibawa, kebanyakan seperti mau piknik ke pantai. Engga ada yang bawa tas
ransel has anak gunung yang besar, pake tas yang biasa dibawa sekolah, pakaian
keren-keren, sepatu basket yang bagus, pake kacamata hitam, radio kecil, saat
itu jaman walkman jadi bawa dengan kaset-kaset idola tentunya, makanan yang
dibawa makanan ciki,wafer,coklat dan sejenisnya yang sobek langsung makan.
Maklum sebagian kebanyakan anak anak raden dan anak mami,
alias orang-orang punya orangtuanya, bahkan ada anak kepala desa, dimana dulu
kesohor banget lah.
Berangkatlah pasukan abg itu dengan menggunakan kereta
menuju Sukabumi. Saat itu distasiun memang banyak yang mau camping juga ke
tujuan yang sama, tapi yang mencolok perbedaannya adalah pakaiannya. Kalau para
abg itu pakaian keren-keren dan tasnya tas sekolah, yang lain standar lah anak
gunung, yang rada dekil selengean dengan tas yang besar-besar tentunya. Para
abg itu cuek bebek lah anak-anak gunung yang lain mau nilai pakaian mereka kaya
gimana.
Tak ada satupun terbesit dalam pikiran para abg itu tentang
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi seperti di palak misalnya. Mereka sangat
menikmati perjalanan dikereta menuju Sukabumi itu. Padahal secara tidak
langsung mereka mengundang orang untuk berbuat jahat, ditambah dengan muka-muka
para abg itu yang imut-imut polos gimana gitu.
Sampailah distasiun Sukabumi, para abg itupun turun semua,
lalu siap-siap menuju gunung walat, yang rencananya mau ngompreng/numpang
kendaraan kolbak atau truk tadinya.
Namun belum berapa lama, ada 5 orang bertampang preman
menghampiri para abg itu. Kejadian yang tidak diharapkan pun terjadi, tanpa
basa basi, ke 5 preman itu pun meminta dengan paksa untuk masuk ke sebuah gang
ke para abg itu dengan menodongkan senjata tajam. Walhasil habis sudah, satu
persatu barang-barang yang dibawa para abg itu, di palak oleh preman-preman
itu. Dari walkman, radio, kacamata, sepatu, tas, sampai uangnya diambil tak
tersisa. Lalu mereka meninggalkan para abg polos itu begitu saja.
Tak ada perlawanan sama sekali dari para abg polos itu,
meski jumlah mereka lebih banyak dari para preman itu. Ada beberapa yang
terlihat seperti ingin menangis dengan kejadian diluar dugaan itu, namun
beberapa lagi berusaha mencari pertolongan.
Sampai akhirnya ada bapak Satpam yang baik hati menyarankan
untuk segera lapor ke polsek terdekat ke para abg itu. Mereka distopkan
kendaraan kolbak oleh satpam tersebut untuk diantarkan ke kantor polisi yang
dituju.
Sesampainya dikantor polisi itu, satu persatu memberikan
keterangan barang-barang apa saja yang hilang dan memberikan ciri para preman
yang memalak mereka. Selang berapa jam, polisi dengan cepat membawa para preman
itu ke hadapan abg itu. Ternyata Pak Polisi sudah hapal dengan para preman itu
yang biasa memalak didaerah situ. Makanya tidak begitu heran dalam waktu tidak
begitu lama mereka tertangkap semua.
Namun, berhubung waktu sudah tertalu sore, para abg itu di
minta oleh pak Polisi untuk membuat tenda di halaman kantor polisi yang ada
disebelah kanan kantor tersebut. Karena sambil menunggu proses terhadap para
preman itu, dan ada sebagian barang-barang yang diambil belum dikembalikan,
termasuk uang yang diambil.
Bagi para abg itu ini pengalaman menyedihkan, pengalaman
unik, dan pengalaman bernilai.
Disebut pengalaman menyedihkan karena ini pengalaman pertama
mereka mau camping ke gunung tapi malah dipalak oleh preman dengan ditodong
senjata tajam.
Disebut Pengalaman unik karena ini baru pertama terjadi
dalam sejarah percampingan dan hidup mereka, dimana hari pertama camping
dihalaman kantor polsek. Buka tenda, masak indomie, dan lainnya :).
Disebut Pengalaman bernilai karena akhirnya para abg itu
bisa mengambil pelajaran yang mahal, bahwa segala sesuatu itu kalau belum ada
pengalaman dan limunya untuk mau bertanya dan cari ilmunya, agar tidak
susah/sesat saat diperjalanan.
Maksudnya bertanyalah ke kaka-kaka yang sudah senior dan
berpengalaman yang pernah naik gunung, tentang bagaimana persiapan, apa saja
yang harus dibawa, pakaian yang sesuai dan lainnya. Jadi ada ilmu yang
dijadikan pegangan, supaya meminimalisir kejadian dan risiko yang diluar dugaan
tersebut, setidaknya mengurangi kesusahan yang akan dilewati diperjalanan dan
siap menghadapinya kalaupu resiko diluar dugaan itu terjadi.
Kembali ke cerita para abg itu. Akhirnya ke esokan harinya,
setelah semua proses sudah selesai, dimana para preman itu dipenjara semua,
barang yang hilang sudah kembali semua. Para abg itu pun disuruh pulang saja
oleh Pak Polisi, plus dikasih uang peganti dari setiap uang yang diambil para
preman itu.
Meraka para abg itupun menurut apa kata Pak Polisi untuk
pulang menggunakan kereta kembali, dan memilih camping dikaki gunung salak yang
masih satu kawasan dengan tempat tinggal para abg itu. Meski ketika camping
itu, ada yang takut keluar saat malam padahal mau buang air kecil, ada yang tidak
mau kerjasama alias egois, ada yang kedinginan terus nangis, ada yang bingung
buat perapian, dan lainnya. Maklum masih newbie camping alias anak baru
camping.
Mereka para abg itu, cuma semalam campingnya di kaki gunung
itu, dengan segala macam masalah dan keriuhannya. Merekapun akhirnya pulang
kerumah masing-masing dengan pengalaman yang baru mereka alami.
Maka dari itu, yang bisa dipetik dari cerita para abg itu
adalah janganlah malu bertanya kalau tidak tahu ke yang sudah pengalaman.
Carilah & bacalah referensi-referensi tentang perjalanan yang akan kita
tuju, perjalanan apapun itu, karena sangat penting. Apalagi perjalanan menuju
Akhirat ? .
0 komentar: