Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Kang Ibing & Tentang Si Maung

ad+1

Pelajaran Dari Kang Ibing.



Siapa yang tidak kenal dengan Kang Ibing , salah satu tokoh kebanggaan suku Sunda Jawa Barat, yang dikenal dengan pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De"Kabayan (Aom Kusman dan Suryana Fatah), seniman, artis, dan terakhir sebagai pendakwah. 

Kang Ibing memiliki nama lengkap Raden Aang Kusmayatana Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata, lahir 20 Juni 1946 di Kab.Sumedang, meninggal 19 Agustus 2010 di Bandung.

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari beliau sepanjang masa hidupnya sampai sebelum masa akhir hidupnya. Kang Ibing memiliki karakter kuat dalam setiap peranan kehidupan yang pernah dilewatinya, entah saat sebagai pelawak, seniman, artis, bahkan saat menjadi pendakwah. Makanya bisa dibilang beliau layak jadi salah satu tokoh legend di Jawa Barat khususnya.

Disini kita akan mengambil pelajaran, saat beliau menjadi pendakwah, dimana kebanyakan sudah tahu, saat itulah Kang Ibing sampai menjelang akhir kehidupannya. Meski beliau menjadi pendakwah, beliau tetap tidak menghilangkan karakternya yang kuat sebagai pelawak. Siapapun yang melihat akan banyak terhibur lewat lawakannya, akan tetapi esensi utama sebagai pendakwah tetap, dimana setiap jamaah yang mengikuti ceramahnya pasti akan mendapat nilai pesan yang ingin disampaikan secara mendalam. Mungkin diantara pembaca ada yang sudah tahu bagaimana beliau berceramah, bahkan mungkin ada yang pernah melihat langsung atau melihat lewat media internet.

Berikut diantaranya pelajaran yang bisa dipetik tentang Prinsip Si Macan (Harimau).

Kang Ibing dalam ceramahnya yang kali ini agak serius, beliau pernah menceritakan bagaimana kita caranya mengikuti prinsip si Maung atau Si Macan untuk menjadi tangguh, kuat, dan ditakuti, tetapi tidak lupa juga kalau membutuhkan dan menghormati hutan sebagai tempat tinggalnya dan tempat perlindungannya .

Siapa yang tidak kenal dengan macan, singa , dan sejenisnya, salah satu hewan yang paling ditakuti oleh siapapun termasuk manusia, terutama antar sesama hewan. Macan terkenal dengan kebuasannya dalam mempertahankan kebutuhan hidupnya, macan apabila waktu laparnya datang, akan memangsa habis makanannya tanpa ampun. Caranya memangsanya pun cukup membuat lawan ketakutan sampai lari tunggang langgang, macan akan mengendap-ngendap, bersembunyi, merangkak perlahan dulu untuk mengincar siapa mangsa yang layak untuk dimakannya.     

Begitu mangsanya sudah dipastikan terincar, macan yang terkenal dengan predator dari bangsa kucing yang memiliki predikat pelari tercepat di daratan akan mengejar mangsanya sampai dapat, bahkan macan dewasa bisa melompat sejauh 5-6 meter, diatas permukaan tanah dengan lompatannya. Jadi bisa dibayangkan betapa mengerikannya si macan. 

Walaupun demikian si macan begitu menghargai dan menghormati hutan, hutan adalah tempat tinggalnya dan tempat persembunyiannya saat si macan merasa terancam. Sehingga siapapun yang mengancamnya pasti akan berpikir ulang untuk masuk kedalam hutan yang sudah tahu ada si macan buasnya.

Lalu apa kaitannya prinsip si macan dengan kita sebagai manusia ?

Kaitannya adalah bagaimana kita dalam menjalani hidup ini untuk menjadi tangguh, kuat, dan tidak kenal takut antar sesama manusia, tetapi akan menjadi takut dan lemah dengan penuh hormat bersembah dihadapan pelindung jiwanya, pemilik jiwa raganya, dan pemilik seluruh alam semesta yaitu Tuhan Yang Maha Esa Sang Pencipta.

Adapun bagaimana kita sebagai manusia bisa seperti itu ( menjadi tangguh, kuat, dan tidak kenal takut antar sesama, serta menjadi lemah dihadapan Sang Pencipta ) adalah tentunya dengan Ilmu. Karena kita satu-satunya makhluk Tuhan yang diberi akal untuk berpikir, untuk mencari ilmu, untuk membaca, untuk terus belajar, untuk terus merasa jadi orang bodoh tak kunjung pandai, dan untuk mengambil hikmah dari setiap pengalaman yang pernah dilalui. Lalu sebisa mungkin di amalkan sebisa mungkin sesuai dengan kapasitas dan peranan keahlian masing-masing. Karena hanya dengan cara itulah kita sebagai manusia akan tidak mudah goyah prinsip hidupnya dimanapun kita berada dan apapun kerjaan usaha kita. 

Oleh karena itu, mumpung masih diberi kesempatan hidup, segalanya masih ada waktu untuk berbuat, untuk mencari, dan untuk mengabdi sesuai dengan segala perintah-Nya Sang Pencipta yang merahmati seluruh alam semesta, dan berusaha mencontoh suri tauladan sang pencerah dari kegelapan, Nabi Muhammad saw.

Segala kebenaran dan sifat kebaikan lainnya datangnya dari Sang Maha Esa dan segala kesalahan dan sifat tercela seperti Ujub, Takabur, Riya, Radikal, Intoleran dan lainnya datangnya dari kita sebagai makhluk sang lemah ini.

Semoga Almarhum Kang Ibing khususnya, dapat diterima Iman Islamnya dan diampuni segala dosanya serta dilapangkan kuburnya.









0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com