Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Sebuah Kisah : si Ibu tua, Bidan, Mengangkat Anak Yatim & Kesuksesan

ad+1

Antara Bidan ,  Mengangkat Anak Yatim & Keberhasilan.





Dalam sebuah perjalanan bertemu dengan seorang Ibu yang sudah masuk usia senja. Si Ibu memperkenalkan diri lalu begitu saja menceritakan kalau beliau pernah bekerja pada seorang Bidan. Dimana dia dan Bidan itu membangun usaha tempat persalinan benar-benar memulai dari zero sampai akhirnya menjadi hero.

Dari berawal ngontrak rumah untuk tempat tinggal sekaligus untuk tempat usaha persalinannya, sampai akhirnya memiliki rumah besar dua lantai dengan banyak kamar. Lantai atas dipergunakan untuk tempat tinggal keluarga Ibu Bidan beserta keluarganya dan si Ibu itu , lantai bawah yang banyak kamar untuk tempat usaha persalinannya.

Ibu itu menceritakan bagaimana ibu Bidan itu memulai usaha persalinannya dari modal ala kadarnya, untuk mengontrak sebuah rumah kecil yang dipergunakan untuk tempat tinggalnya sekaligus untuk tempat usahanya. Semua pada akhirnya berjalan adanya, satu persatu pasangan suami istri datang ke tempat persalinan beliau untuk melakukan proses persalinan anak-anak mereka. Waktupun terus berjalan memasuki tahun ke 4, kepercayaan pun terbangun lewat mulut ke mulut dari para pasien yang pernah melahirkan ditempat beliau.

Tapi Bidan itu masih ngontrak untuk tempat tinggal dan usahanya, meski usaha persalinannya sudah berjalan 4 tahun. Sampai pada suatu hari beliau bertemu anak yatim lalu mengangkatnya menjadi anaknya, anak yatim itupun mendapat perlakuan yang baik oleh bidan itu, selain dipenuhi kebutuhan pangannya, juga disekolahkan tk, sd, sampai akhirnya dimasukkan ke pesantren. Selain mengangkat anak yatim, Bidan itu juga membiayai sekolah dua calon bidan yang dia sukai, yang pernah magang ditempat kerjanya.

Waktupun terus berjalan, lambat laun Bidan itupun mulai merasakan buah dari hasil usahanya. Para pasien yang mau bersalin ditempat beliau makin hari makin banyak, karena dasar kepercayaan secara mulut kemulut itu. 

Sampai akhirnya Bidan itu dapat membeli rumah yang selama ini dia kontrak itu. Perlahan-lahan rumahnya pun direnovasi, awalnya hanya 1 lantai , sampai akhirnya menjadi 2 lantai plus membeli tanah dibelakang rumahnya untuk perluasan. Tentunya untuk kenyamanan para pasiennya yang makin banyak tiap harinya dan untuk keluarga Bidan itu, si Ibu, dan dua calon bidan yang di biayainya itu.

Sekarang bu Bidan dan si Ibu yang setia menemaninya itupun merasakan hasilnya, hasil dari sebuah pengorbanan serta keikhlasan  dan saling berbagi sekemampu yang dia bisa. Meski sudah sukses dengan rumah besar dan beberapa kendaraan, tapi Bidan itu tetap tidak lupa diri siapa dirinya, beliau bersahaja.

Setiap malam jum'at selalu ada acara pengajian yasinan dan pulangnya membagi-bagi sembako ke ibu-ibu tetangga dan ibu pengajian yang hadir. Setiap seminggu sekali selalu memanggil beberapa Ustad untuk berceramah dirumah beliau. Anak yatim itupun kadang pulang sekali-kali dari pesantrennya, dua calon bidan itupun sudah selesai studinya, dan sekarang membantunya menjadi Bidan utama peganti beliau kalau lagi keluar. Sementara si Ibu sudah dari awal dianggap ibunya sendiri oleh Bidan itu. Begitulah ungkap si Ibu itu menutup ceritanya.

Semoga bisa dipetik hikmahnya.


"dan bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan kemewahan duniawi" QS.Al Kahfi 28.

"Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap yang meminta-minta (fakir misin), maka janganlah kamu menghardiknya" QS. Adh Dhuha 9-10.

Abu Hurairah ra. menerangkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang mengurus janda dan si miskin, seperti orang yang berjuang di jalan Allah." Aku (Abu Hurairah) menduga dia berkata, "Bagaikan orang yang selalu shalat malam tapi tidak pernah merasa lelah dan bagaikan orang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka." HR. Mutafaqun Alaihi.

Sahl ra. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim berada di surga seperti begini - beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggangkan sedikit antara kedua jari tersebut." HR. Bukhari.

















0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com