Si Cepot Alias Bagong Alias Astrajingga.
Sumber foto : http://sinatria.deviantart.com/art/Si-Cepot-264522425
WAYANG memang sudah menjadi ciri khas budaya dari Indonesia,
khususnya untuk wilayah pulau Jawa termasuk Jawa Barat. Jenis wayang yang
terkenal dari pulau Jawa bagian barat ialah Wayang Golek. Bagi masyarakat Sunda
sendiri, wayang golek sudah menjadi hiburan yang merakyat, mulai dari kalangan
bawah sampai kalangan atas. Wayang golek sendiri mempunyai banyak tokoh, tetapi
yang paling terkenal dan paling diingat oleh masyarakat ialah Si Cepot. Ia
adalah sosok wayang yang penuh selera humor dan sudah menjadi ikon dari wayang
golek. Sampai-sampai ada yang bilang, “Bukan orang Sunda namanya jika belum
mengenal Si Cepot”. Seistimewa apakah sosok Si Cepot ini sehingga menjadi ikon
dari wayang yang berasal dari Tanah Sunda?.
Si Cepot atau yang dalam pewayangan mempunyai nama
Astrajingga merupakan salah satu tokoh yang terdapat dalam dunia pewayangan,
khususnya dalam kesenian wayang golek. Dia ini mempunyai wajah yang merah
dengan gigi bawahhnya yang besar dan menonjol ke atas. Warna wajahnya yang
merah ditafsirkan kitab wayang sebagai cerminan karakter yang buruk. Si Cepot
ini mempunyai ciri khas suka ngabodor (bercanda). Cepot merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen.
Dia mempunyai dua adik, yakni Dawala yang berhidung panjang dan Gareng yang
berhidung bulat.
Nama Astrajingga sendiri berasal dari dua kata, yakni sastra
yang berati tulisan dan jingga yang berarti merah yang melambangkan kelakuan
yang buruk. Jadi Astrajingga merupakan cerminan karakter yang berkelakuan buruk
seperti nilai rapor yang memiliki nilai merah. Tapi uniknya, meskipun Si Cepot
sangat konyol dan selalu membuat jengkel, kehadirannya dalam suatu pertunjukan
wayang malah selalu dinantikan. Karena kelucuan Si Cepot berdasarkan pada
norma-norma, nilai-nilai, dan sikap hidup, sehingga kelucuannya mampu diterima
oleh semua kalangan. Humornya juga sering menyentuh kehidupan sehari-hari. Dia
merupakan tokoh yang sangat setia, kemanapun ayahnya pergi dia selalu
menemaninya. Bahkan dia sangat setia pada negaranya, kesetiaannya ditunjukan
saat bertarung mati-matian dengan buta hijau, antek kurawa demi membela
negaranya.
Karena wataknya yang suka bercanda, banyak orang yang
menyukai tokoh ini dan membuat Si Cepot menjadi terkenal. Dia ini tak pandang
bulu dalam bercanda, Siapa saja bisa menjadi bahan candaannya, mulai dari para
ksatria maha sakti, raja, sampai para dewa di langit. Tetapi dibalik humornya,
Si Cepot ini selalu memberi nasihat dan petuah, tak jarang ia juga memberi kritikan
pada pemerintah. Perilaku dan ucapannya selalu mengajarkan kita untuk bergotong
royong, setia, selau ceria, dan membela kebenaran.
Oleh karena itu, dalang
biasanya menggunakan Si Cepot untuk menyampaikan pesan-pesan seperti kritik
maupun petuah dengan sindiran yang disampaikan sambil guyon, agar bisa diterima
oleh banyak orang.
Si Cepot beserta ayahnya dan kedua adiknya ini termasuk ke
dalam tokoh wayang Punakawan, yakni tokoh abdi yang bertugas menasihati atau
memberi petuah bijak bagi para Pandawa. Dalam suatu pertunjukan wayang golek,
para tokoh ini biasanya ditampilkan pada bagian tengah cerita, ini dimaksudkan
untuk membuat penonton lebih rileks dan bisa tertawa saat cerita mulai serius
dan tegang.
Dalam cerita pewayangan Si Cepot ini biasanya menemani para
ksatria, terutama Arjuna dan Madukara. Dia juga bisa bertempur seperti ksatria,
senjata andalannya dalam berperang berupa Bedog (Golok).
Memang sangat unik wayang yang satu ini. Banyak hal yang
patut dicontoh darinya. Di balik pribadi Cepot yang lucu dan suka membuat geger
politik dengan tingkah laku yang nyeleneh, dia juga selalu punya pesan moral
yang begitu bagus. Cepot merupakan cerminan rakyat jelata yang mempunyai sikap
santai, setia, humoris, namun juga berani membela kebenaran.
Pokokna mah... Hidup Cepooooootttttt.....😀
BalasHapus