Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Canda dan Kasih Sayang Rasulullah s.a.w. Terhadap Anak

ad+1


"Perlakukanlah gadis kecil sesuai taraf usianya!"
Itulah kata-kata yang diucapkan Ummul Mukminin, Aisyah r.a. Dan benar apa yang diucapkan itu. Kata-kata yang diungkapkan tersebut amat singkat, fasih, dan jelas. Memang anak kecil bisa berpikir, mencerna dan mencurahkan perhatian, namun itu semua tidak sama ukurannya dengan orang dewasa. Pola pikir dan kecenderungan anak berbeda dengan orang dewasa. Karena itu anda Anda tidak boleh menuntut anak untuk serius terus menerus. Anda tidak boleh memberikan beban di atas kemampuan anak, tidak boleh melarang haknya sebagai anak, membatasi kesempatannya untuk bergembira dan bermain.

Berikut ini, beberapa gambaran bagaimana Rasulullah memperlakukan anak-anak dan memberi hak bermain dan bergembira.



Dalam kitab ash-Shahihain (HR.Al-Bukhari dan Muslim) disebutkan sebuah hadis dari Ummul Mukminin, Aisyah r.a. ia berkata, "Anak-anak Habasyah masuk masjid dan bermain-main. Rasulullah s.a.w. menutupiku, sedangkan aku tetap melihat mereka hingga aku usai. Maka hargailah anak wanita kecil yang amat suka bermain!"

 Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Aisyah r.a. ia berkata, "Suatu ketika aku bermain boneka dirumah Nabi s.a.w. Aku memiliki teman-teman yang bermain bersamaku. Ketika Rasulullah s.a.w. masuk, teman-temanku bersembunyi. Namun Rasulullah s.a.w. membiarkan mereka. Dan mereka pun bermain bersamaku.''

HR.Ahmad dari Humaid ibn Anas, ia berkata, "Aku Thalhah mempunyai anak kecil bernama Abu Umair. Rasulullah s.a.w. sering mengajaknya becanda. Ketika Rasulullah s.a.w. melihatnya bersedih (Karena burung yang biasa diajaknya bermain mati). Beliau bertanya "Hai Abu Umair! Apa yang telah dilakukan Nughair? (sebutan untuk burung kecil)."
Maksud Rasulullah s.a.w adalah menghibur Abu Umair yang sedang bersedih dengan bahasa sesuai umur anak itu (Abu Umair), karena burung yang biasa diajak bermain mati.

AL-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Barra' ibn Azib r.a., ia berkata, "Aku pernah melihat Nabi s.a.w, dan Hasan ibn Ali berada di pundaknya. Nabi s.a.w. berdoa, 'Ya Allah! Sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah dia!".

Al-Bukhari meriwayatkan hadis dari Mahmud ibn Rabi r.a., ia berkata. "Wajahku pernah disembur air oleh Nabi s.a.w. Kala itu usiaku lima tahun."
Al-Hafizh ibnu Hajar berpendapat,"Tidak bisa disebut sebagai semburan kecuali jika dilakukan dari jarak jauh." Ia menambahkan,"Tindakan Rasulullah s.a.w. terhadap Mahmud, bisa jadi maksudnya canda, dan bisa jadi ingin memberkahi Mahmud, sebagaimana yang lazim ia lakukan terhadap anak-anak para sahabat."

Hal yang sama juga diriwayatan Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, "Pada suatu siang, Nabi s.a.w, keluar rumah. Beliau tidak menyapaku, aku pun tidak menyapanya. Beliau berjalan hingga sampai di pasar Bani Qiaqa'. Lalu beliau duduk di pelataran rumah Fatimah dan bersabda, "Mana anak-anak?" Fatimah tidak langsung membawa anak-anak keluar. Mungkin sedang dipakaikan baju atau dimandikan. Sesaat kemudian anak itu datang menghampiri Nabi s.a.w. hingga dirangkul dan diciumi. Lalu beliau bersabda, "Ya Allah! Cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya!".

Abu Ya'la meriwayatkan dengan sanad hasan dari Ibnu Mas'ud r.a. "Suatu saat Rasulullah s.a.w. shalat. Hasan dan Husain melompat-lompat di atas punggung beliau. Para sahabat ingin mencegah keduanya. Karena itu, mereka memberi isyarat agar mereka berdua meninggalkan Rasulullah s.a.w. Usai shalat, Rasulullah s.a.w. mendudukan Hasan dan Husain dalam pelukan beliau, seraya bersabda, "Siapa pun yang mencintai, maka cintailah dua anak ini!".

Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnad dengan sanad sahih dari Zuhair ibn qmar, ia berkata, "Ketika Hasan Ibn Ali berkhutbah setelah terbunuhnya Ali r.a., seseorang yang berasal dari Azd Adam berkata, "Aku pernah melihat Rasulullah s.a.w. mendudukannya dalam pelukan beliau, seraya bersabda, "Barangsiapa mencintaiku maka cintailah dia! Maka hendaklah orang yang hadir menyampaikan pada orang yang tidak hadir!" Andai bukan karena kesungguhan sikap Rasulullah s.a.w., tentu aku tidak memberitahu kalian."

Al-Bukhari meriwayatkan hadis dari Abu Bakar r.a., ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah s.a.w. berkhutbah di atas mimbar, sedang Hasan berada didekatnya, sesekali ia melihat para hadirin dan sesekali melihat Rasulullah s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda, "Anakku ini adalah pemimpin. Semoga dengannya Allah mendamaikan dua kubu dari kalangan Muslimin."

Di antara bentuk lain kasih sayang Rasulullah s.a.w. terhadap anak adalah ketika shalat beliau menggendong putrinya, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah al-Anshari: Rasulullah s.a.w. pernah menggendong putrinya, Zainab binti Rasulullah s.a.w., ketika beliau sedang shalat. Beliau juga pernah menggendong Abu Ash ibn Rabi'ah ibn Abdi Syams. Ketika sujud, beliau meletakkannya. Dan jika bangun dari sujud, beliau menggendongnya kembali."

Di antara bentuk lain dari kasih sayang Rasulullah s.a.w. terhadap anak adalah mempercepat shalat ketika mendengar tangisan anak demi menjaga perasaan ibu, sebagaimana disebutkan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Anas r.a : Rasulullah s.a.w bercerita kepadanya, "Suatu ketika aku shalat dan ingin memperlama shalat. Tiba-tiba aku mendengar tangisan anak. Aku pun mempercepat shalat karena aku tidak mau memberatkan ibunya."

0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com