Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Benang Merah Antara Ip Man dkk Kungfu & Gingseng vs Para Pendekar dkk Pencak Silat & Jamu

ad+1

"Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Cina" 
Begitu Kata Petuah Arab Untuk Dipetik Pelajaran Yang Bisa Diambil Dari Sana.






Sebelumnya mari kita sedikit mengenal Ip Man. Ip Man atau Ip Kai Man (Mandarin : 葉問; Pinyin: Yè Wèn) (lahir di FoshanGuangdongChina1 Oktober 1893 – meninggal diHong Kong2 Desember 1972 pada umur 79 tahun), lebih dikenal dengan Guru Besar Ip Man adalah praktisi ilmu bela diri Cina pertama yang mengajarkan Wing Chun secara terbuka. Dia memiliki beberapa murid yang kemudian menjadi guru bela diri independen diantaranya Kwok Fu, Lun Kai, Ip ChunIp ChingLeung Sheung dan juga Bruce Lee.

Mau lebih detail lagi silahkan klik https://id.wikipedia.org/wiki/Ip_Man 

Disini tidak akan dibahas begitu mendalam tentang siapa Ip Man, tapi akan menarik benang merahnya dari sosok Ip Man dkk dari Cina, yang terkenal kuat dengan Kungfu dan Budayanya. Dengan Para Pendekar Pencak Silat dkk dari Nusantara, yang terkenal kuat dengan Pencak Silat dan Budaya Nusantaranya.

Bagi yang sudah pernah melihat Film Ip Man , tentu akan ingat dimana setiap bagian para penjajah asing berlaku sewenang-wenang terhadap warga setempat (China) saat itu.  Sampai akhirnya timbul perlawanan dari warga setempat, yang sebenarnya pemicunya berawal sebagai bentuk pembelaan diri dan mempertahankan harkat martabat budaya dan negara yang diwakili oleh sosok Ip Man. Yang akhirnya menjadi sumber kekuatan untuk melakukan perlawanan dengan mempertahankan kekuatan budaya setempat berupa Kungfu dan kultur budaya yang kuat.


Cina yang dulu sempat mengalami masa yang sulit, seperti masyarakat Henan, tahun 1942-1943 menderita kelaparan. Saking sulitnya mendapat makanan, mereka rela menjual anak dan istri demi satu kntung beras. Seperti yang dilaporkan jurnalis Theodore H. White, masyarakat Henan sempat saling 'memangsa' untuk menyelamatkan diri dari ancaman kematian akibat rasa lapar saat itu.  

Cina kemudian bangkit dan memimpin perekonomian dunia. Sekarang kita bisa melihat betapa kuatnya China, terutama di bidang ekonomi, siapa yang tak kenal dengan ekonomi China sekarang. Salah satu kunci utama suksesnya invasi bisnis yang dilakukan China adalah mempelajari budaya di negara yang dijadikan pasar. Bahkan hampir semua sektor dibuat jadi made in China. 

Lalu apa benang merah yang bisa diambil dari Ip Man dkk Kungfu & Gingseng dengan Para Pendekar Pencak Silat & Jamu ? ,  benang merahnya adalah Kebudayaan. Yaa dengan kebudayaan mereka (Cina) bisa bangkit, lewat kebudayaan mereka jadi kuat seperti sekarang. 

Sementara kita Indonesia, sudah dari dulu dikenal dengan negara yang sangat kaya sekali kebudayaannya, misalnya Cina punya Kungfu, Nusantara punya Pencak Silat, Cina punya Gingseng, Nusantara punya Jamu, dll, ditambah dengan kelebihan masyarakat Nusantara yang memiliki spiritual yang kuat. Jadi harus semakin optimis, kedepan Nusantara yang kita cintai ini, akan jaya seperti Cina, bahkan bisa lebih dari itu. 

Semoga saja semua itu bisa terjadi, tentunya dengan bergandeng tangan dan bergotong royong agar Identitas Kebudayaan Nusantara ini harus semakin kuat untuk kemajuan negara. 

Seperti saat itu yang diambil dari sumber : http://odnv.co.id/inspirasi-sebutir-beras-dari-cina-semangat-gotong-royong-dan-kedaulatan-ketahanan-ekonomi 

suatu hari Pemimpin Cina Mao Zedong berdebat keras dengan Presiden Uni Sovyet. Sampai-sampai Presiden Sovyet berkata: “Sampai rakyat Cina berbagi (maaf) 1 kolor untuk 2 orang pun, Cina tidak akan sanggup membayar utangnya.”
Bukan Mao kalau tidak bisa mengubah ancaman jadi peluang. Maka, dia gunakan kalimat hinaan dari pemimpin Sovyet itu untuk membangkitkan semangat kolektif rakyatnya yang berjumlah 1 miliar kala itu.
Lewat propaganda yang massif, Mao menyeru agar penduduk Cina bangkit dan melawan penghinaan dengan cara berkorban.
“Tiap kali kalian masak beras, sisihkan sebutir beras untuk setiap anggota keluarga. Jika 1 keluarga terdiri 3 orang, maka cukup sisihkan 3 butir beras sehari untuk perjuangan,” seru Mao.
Terhimpunlah 1 milyar butir beras setiap setiap hari, yang dikumpulkan pemerintah dan dijual. Uangnya untuk membayar utang luar negeri Cina kepada Sovyet hingga lunas dalam waktu cepat.
Jadi bisa dibayangkan, kalau spirit yang diserukan Mao itu di aplikasikan di Nusantara ini, yang sebenarnya nilai itu sudah ada sejak nenek moyang kita, yaitu Budaya Gotong Royong.

Ke depan bukan hal yang mustahil bagi Nusantara ini, untuk mewujudkan Indonesia maju dan mensejahterakan rakyatnya seperti Cina . Bahkan mungkin harus bisa lebih dari CIna. Tentunya dengan spirit Persatuan yang di gelorakan para pendiri bangsa seperti Soekarno dll, Budaya leluhur nenek moyang kita seperti Gotong Royong dll, dan ditambah dengan nilai plus Spiritual yang kuat seperti yang dibawa para Ulama dan ahli agama lainnya itu diaplikasikan pada jalurnya, pasti Indonesia seNusantara ini akan jaya. Wallahu A'lam Bishawab



"Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan."

(QS. Al Ghasiyah: 17-21)














0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com