Mata Air itu Jernih dan Bersih > Kultur itu Kearifan dan Kebijaksanaan > Spiritual itu Damai dan Hening >


Sebuah Kisah : ( Episode 1 ) Kehidupan si Didi Orang Gila Itu

ad+1

Orang Yang Disebut Gila Itu
Memberi si Ujang Pelajaran Yang Mahal 
(episode 1 : Kehidupan si Didi).




Ini adalah pengalaman pribadi si Ujang, sebelumnya dari awal si Ujang niatkan dalam hati tidak ada maksud memamerkan kebaikan dari pengalaman yang dia akan bagi ini. Pengalaman ini ingin di bagikan tidak lain semoga ada pelajaran nilai yang luhur yang bisa diambil oleh siapapun terutama pembaca blog ini.

Sebut saja nama orang gila itu Didi, yaa dia disebut orang gila oleh masyarakat kampung sekitar karena tiap hari penampilannya dekil dan kumal, hanya pakai celana jeans yang lusuh, sementara bajunya yang lusuh juga tidak pernah dipakai, sehingga membuat menyeruak harum badannya yang tidak pernah mandi tiap kali dia lewat.

Didi orang gila itu ternyata mempunyai perbedaan dan keunikan dengan orang gila kebanyakan, biasanya orang gila kebanyakan itu benar-benar lupa diri siapa dirinya alias hilang ingatan, tidak tahu namanya siapa, keluarganya siapa, apalagi mata uang rupiah. Kebiasaannya suka mengamuk tidak terkontrol, makan semaunya yang dia temui, mau ditempat sampah ataupun makanan bekas yang ditemukan, yang intinya sangat meresahkan masyarakat sekitarnya. 

Didi itu sangat berbeda dan unik dibanding orang gila yang tadi kebanyakan disebut diatas. Didi meskipun tampilannya dekil, kumal, badan berbau selayaknya orang gila. Tapi dia kalau urusan ingatan kadang-kadang masih ingat siapa namanya, siapa keluarganya, siapa teman-temannya dahulu dikampung tersebut. Untuk urusan perut, dia termasuk tipe berdikari(berdiri diatas kaki sendiri) alias mandiri, sangat pantang meminta-minta, disinilah keunikannya. 

Dia itu bekerja dan usaha untuk urusan perut bahkan bisa dibilang sukses untuk ukuran orang gila, karena dia berhasil mengumpulkan uang yang lumayan banyak. Percaya atau tidak tapi ini adalah benar kisah nyata yang si Ujang saksikan sendiri. Dia bekerja dengan menyapu halaman-halaman rumah warga, lalu sampahnya dikumpulkan kepelastik lalu dibuang ketempat pembuangan sampah, dari situ dia dapat upah(uang) terimakasih dari warga karena sudah membantu membuang sampah.

Sementara itu dia juga sosok pengusaha atau bahasa kerennya Entrepreneur yang arti sederhananya berwirausaha mandiri/sendiri untuk hidup dan martabat diri. Dia(Didi) mengumpulkan jatuhan bekas daun pohon kelapa, lalu dengan telaten dia gunakan silet dirubah menjadi sapu lidi. Luar biasa kan pemikiran si Didi, bahkan warga sekitar yang hidupnya normalpun tidak bisa berbuat sedemikian cerdas seperti si Didi. 

Dari sapu lidi yang sudah diikat dengan rapih dia jual kewarga yang membutuhkan. Disitulah dia bisa menghidupi dirinya sendiri dengan tanpa merepotkan warga sekitar dan keluarga yang membuangnya karena tidak mau mengakuinya . Bahkan pelan-pelan dari uang itu dia bisa mengumpulkan uang yang lumayan banyak disimpan dalam kantong pelastik/kresek yang besar. 

Suatu waktu, ternyata ada saja oknum manusia normal warga sekitar, yang otak dan perilakunya melebihi si Didi yang disebut orang gila itu. Gimana engga disebut lebih gila dari si Didi, mereka waras tapi mencuri uangnya si Didi yang dikumpulkan secara perlahan-lahan dan mandiri. Gila kan ? Engga waras kan ? Melebihi si Didi bahkan melebihi orang gila kebanyakkan sekalipun. Untung suatu waktu para pencuri ini yang merupakan oknum warga sekitar tertangkap basah dengan barang bukti uang jutaan rupiah dengan kantong keresek punya si Didi. Meski akhirnya para pelaku kena hukum sosial yang sangat berat dari warga sekitar. 

Tapi si Didi bukanlah tipe orang gila yang pantang menyerah dan putus asa, walaupun dia sangat marah dan mengamuk sekali saat uangnya hilang. Menurut si Ujang itu wajar, jangankan dia yang disebut orang gila, kita saja yang hidup normal pasti akan marah sejenak kalau hasil jerih payah kita dicuri orang. Tapi si Didi adalah pejuang Entrepreneur sejati, meski uangnya berkali-kali dicuri, dia dengan tekun mengumpulkan kembali uangnya dengan usaha mandirinya.  

Belajar dari pengalaman yang sudah-sudah, uang yang sudah dikumpulkan Didi, dia simpan dengan sangat hati-hati, sangat erat sekali talinya, dan sangat aman disimpan oleh si Didi. Sampai suatu waktu dia jatuh sakit, dan ajal menjemputnya di halaman rumah kosong yang biasa dia jadikan tempat tidur.

Bersambung ke Episode 2 ( Jelang Kematian & Sesudah Kematian si Didi ) 

0 komentar:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com tipscantiknya.com